Picture
Sebagai bahan referensi dan renungan, berikut Hak Bersama Suami Istri
  • Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)
  • Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 – Al-Hujuraat: 10)
  • Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
  • Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

                                                                                                               by : Naisy Pholephel


Adab Suami Kepada Istri antara lain :
  1. Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
  2. Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
  3. Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
  4. Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
  5. Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
  6. Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
  7. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
  8. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
  9. Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
  10. Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)
  11. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
  12. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
  13. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
  14. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
  15. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)
  16. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
  17. Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
  18. Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)

Adab Isteri Kepada Suami antara lain :
  1. Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
  2. Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
  3. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
  4. Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
  5. Menyerahkan dirinya,
  6. Mentaati suami,
  7. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
  8. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
  9. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
  10. Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih)
  11. Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
  12. Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
  13. Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
  14. Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
  15. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
  16. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)
  17. Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)
  18. Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
  19. Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
  20. Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)


wallahu’alam bisowab…

http://www.hendra.ws/hak-dan-kewajiban-suami-isteri-dalam-islam/


 
Picture
Persiapan Sebelum Menikah

Kita semua telah sepakat bahwa pernikahan merupakan separuh dari sunnah agama. Siapa yang belum menikah, maka dapat dikatakan ia belum menyempurnakan agamanya. Dan siapa yang telah menikah, patutlah ia mengucapkan hamdalah karena ia sedang berada di jalan yang sesuai dengan perintah agama. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka dia bukan dari kalangan ummatku”.

Salah satu ujian dalam kehidupan seorang perempuan adalah pernikahan. Karena salah satu syarat yang dapat menghantarkan seorang istri masuk surga adalah mendapatkan ridho suaminya. (Pembahasan mengenai ini dapat dilihat di artikel “4 Kunci Surga Seorang Istri”).

Melihat pentingnya arti sebuah pernikahan, tentu kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan maksimal. Maka, bagi Anda perempuan yang akan menikahinilah berbagai persiapan yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah keluarga yang diidam-idamkan, yakni sakinah, mawaddah, wa rahmah.

1. Kesiapan Spiritual
Setiap muslimah pasti berharap untuk dapat memiliki pendamping (suami) seorang muslim yang shalih.Untuk mewujudkan harapan itu, kita perlu ingat firman Allah yang diungkapkan dalam QS. An-Nur ayat 26, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untukwanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik

Bila dalam diri seorang perempuan memiliki keinginan untuk mendapatkan seorang suami yang shalih, maka harus diupayakan agar dirinya menjadi shalihah terlebih dahulu. Tujuannya bukan hanya semata untuk mencari jodoh, tetapi lebih kepada untuk beribadah mendapatkan ridho-Nya, serta agar dapat menjadikan pernikahan sebagai sarana untuk beribadah. Maka dari itu, pesiapan spiritual menjadi poin utama yang perlu dipersiapkan menjelang pernikahan.

2. Kesiapan Konsepsional
Persiapan yang satu ini berarti persiapan untuk memahami konsep pernikahan. Seorang perempuan yang akan menikah haruslah memahami bahwa pernikahan adalah sebagai ajang untuk menambah ibadah danpahala, terutama dalam shalat Dua rokaat dari orang yang telah menikah lebih baik daripada delapan puluh dua rokaatnya orang yang bujang” (Al-Hadits).
Pernikahan juga merupakan wadah terciptanya generasi robbani, penerus perjuangan menegakkandienullah. Adapun dengan lahirnya anak yang shalih dan shalihah maka akan menjadi penyelamat bagi kedua orang tuanya.
Dan yang terakhir pernikahan adalah sarana tarbiyah (pendidikan) serta ladang dakwah baik dakwah ke keluarga, maupun ke masyarakat.

3. Kesiapan Kepribadian
Seorang perempuan harus paham dan sadar betul bahwa bila menikah nanti akan ada seseorang yang baru ia kenal, tetapi langsung menempati posisi sebagai seorang pemimpin yang senantiasa harusdihormati dan ditaati. Disinilah salah satu ujian dalam pernikahan.
Seorang laki-laki yang menjadi suami kita, awalnya adalah orang asing bagi kita. Latar belakang, suku, kebiasaan, semuanya sangat jauh berbeda dengan kita. Berbagai perbedaan itu dapat menjadi pemicu timbulnya konflik. Untuk itu, harus ada persiapan jiwa yang besar dalam berusaha mengenali dan menerima calon suami kita.

4. Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik ini ditandai dengan kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami ataupun istri secara optimal.
Saat sebelum menikah, ada baiknya bila memeriksakan kesehatan tubuh, terutama faktor yang mempengaruhi masalah reproduksi. Apakah organ-organ reproduksi dapat berfungsi baik, atau adakah penyakit tertentu yang diderita dan dapat berpengaruh pada kesehatan janin yang kelak dikandung. Bila ditemukan penyakit atau kelainan tertentu, segeralah berobat.

5. Kesiapan Material
Dalam memahami kesiapan material ini, bukan berarti Islam menghendaki kita berpikiran materialistis, yaitu hidup yang hanya berorientasi pada materi. Akan tetapi bagi seorang suami yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga, maka diutamakan adanya kesiapan calon suami untuk menafkahi. Dan bagi pihak perempuan, perlu adanya kesiapan untuk mengelola keuangan keluarga.

6. Kesiapan Sosial

Kesiapan yang terakhir yaitu kesiapan sosial. Setelah sepasang laki-laki dan perempuanmenikah, berarti status sosialnya dimasyarakat pun berubah. Mereka bukan lagi gadis dan lajang tetapi telah berubah menjadi sebuah keluarga. Sehingga mereka pun harus mulai membiasakan diri untuk terlibat dalam kegiatan di kedua belah pihak keluarga maupun di masyarakat.

Semua kesiapan ini tidak akan langsung didapatkan tanpa menjalani proses yang terus-menerus untuk mempelajarinya. Jadi, para perempuan yang akan menikah, pantaskanlah dirimu untuk mendapatkan pasangan yang diinginkan, dan teruslah belajar untuk menjadi istri terbaik bagi suami serta agamamu kelak.


 
Cinta Itu Anugerah Sekaligus Amanah

Sebenarnya apa sih cinta itu?

Cinta adalah memberi, mempedulikan, tanpa menuntut, serta tanpa cemburu. Seperti matahari menyinari dunia tanpa pamrih, hanya kasih, harapan dan kerinduan. Bukti mengalir bersama waktu, bersama kegetiran menahan emosi, menahan kesetiaan yang semakin rapuh oleh air mata dan darah. Cinta akan menjadikan mereka buta bahkan gila. Cinta itu bukan penyakit karena itu cinta tak perlu obat. Dinikmati saja rasanya hingga kita akan terbiasa menahan sensasinya yang menikam, menusuk, lalu perih, lalu indah, lalu diulang, lagi dan lagi. Semua itu berjalan dengan alamiah. Tetapi semua akan kosong tanpa cinta dan tak akan ada artinya. Jabatan tanpa cinta akan menjadi sepi, uang tanpa cinta akan menjadi hampa, rumah tangga tanpa cinta akan menjadi hambar, bahkan makan tanpa cinta juga akan menjadi tidak nikmat. Cinta menjadi syarat dasar bagi semua hal agar terasa hidup dan menyenangkan, cinta akan menjadikan hidup ini semakin bermakna..cinta membuat semuanya hidup.Awalnya saya bingung, apakah harus memilih kategori pertama ( resep cinta ) ataukah kategori kedua ( cinta itu…).  Bagi sahabat yang sudah lama mengenal saya mungkin bisa mengerti yang menjadi penyebabnya. Dan entah karena ‘kasihan’ atau memang mengerti duduk persoalannya, shohibul hajat giveaway ini membantu saya memilihkan kategori mana yang tepat untuk saya. Dan karena shohibul hajat sudah sedemikian baik hati, maka saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.
Menurut saya, cinta itu indah, karena cinta adalah anugerah dari yang Mahaindah. Namun kadangkala, ada yang  merasa bahwa cinta itu hanya membawa bencana, membuat sengsara. Bisa saja, terutama bagi mereka yang salah mengartikan dan meletakkan cinta. Mencinta  tidak pada yang seharusnya. Mencinta lebih dari yang semestinya. Mengabaikan bahwa cinta juga adalah amanah, yang harus dijaga, dipertanggungjawabkan di hadapan yang Maha Memiliki Cinta.
Karena cinta adalah amanah  sekaligus anugerah, maka tidak semestinya cinta itu memaksa, ataupun dipaksa. Cinta juga jangan direkayasa ( seperti lagu dangdut saja ya, hehehe... ). Bersegeralah dalam urusan cinta, tapi jangan tergesa-gesa karena keduanya mempunyai arti yang jauh berbeda. Segeralah menikah bagi yang sudah dipertemukan dengan belahan jiwanya, jangan terlalu lama menunda karena setan selalu ‘waspada’ untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Namun jangan pula tergesa-gesa, karena perbuatan yang satu ini adalah kebiasaan syetan juga. Berikhtiar, berdoalah lalu bersabarlah bila ternyata Allah belum juga mempertemukan dengan belahan jiwa. Tawakal, berbaik sangka, dan yakinlah bahwa Allah Mahatahu yang terbaik untuk hambanya, termasuk urusan jodohnya. 

    The Widgipedia gallery
    requires Adobe Flash
    Player 7 or higher.

    To view it, click here
    to get the latest
    Adobe Flash Player.
    Get this widget from WidgipediaGet this widget from WidgipediaMore Web & Desktop Widgets @ WidgipediaMore Web & Desktop Widgets @ Widgipedia

    Archives

    April 2013

    Categories

    All

      Katakan Sesuatu tentang Blog ini